Umumnya orang dewasa tidak bisa mengingat masa-masa saat bayi secara
keseluruhan. Hanya ada sedikit sekali yang menetap dalam memori otak,
terutama pada hal yang punya arti penting - seperti perceraian, berpisah
dari orang tua, atau masalah traumatik lainnya.
Mengapa ini bisa
terjadi? Pada otak manusia terdapat wilayah otak yang disebut
hippocampus, fungsinya mengumpulkan dan menghubungkan semua kepingan
memori jadi satu. Misalnya, memori suara diproses dalam korteks
pendengaran (di sisi otak), sementara memori visual dikelola korteks
visual (di bagian belakang).
Hippocampus,
terselip sangat rapi di tengah otak, bertanggung jawab menarik semua
memori bersama-sama dan mengikatnya. Ini diibaratkan seperti kita
mengumpulkan tangkai-tangkai bunga dan merangkai jadi satu - buket
bunga.
Itu juga satu alasan mengapa mimpi disebut bunga tidur.
Menurut Patricia Bauer dari Emory University, Atlanta, “Jika Anda merasa
korteks merupakan bunga tidur, terdapat bunga di seluruh bagian kepala
Anda.”
Jadi, mengapa seraya berkembang dewasa, seseorang tidak bisa merekam episode tertentu dalam hidupnya?
Bagian berwarna oranye adalah hippocampus / smithsonianmag.com
Walau
semua memori dikumpulkan oleh hippocampus, ada hal lain terkait masalah
ini. Manusia mempunyai dua macam memori, yakni memori semantik dan
memori episodik.
Memori semantik adalah ingatan singkat.
Contohnya, seorang anak akan ingat ia harus bilang "tolong" saat meminta
sesuatu, atau "terima kasih" bila mendapat apa yang diinginkan.
Sementara
memori episodik merupakan kenangan yang lebih terperinci. Misalnya kita
- yang sudah dewasa - masih mengingat proses saat pertama kali masuk
SMP, atau kenangan di SMA, dan lainnya.
Kemungkinan pada masa
kanak-kanak, memori semantik lebih penting daripada memori episodik.
Menurut psikolog Nora Newcombe dari Temple University, Philadelphia, ini
yang disebut seleksi kenangan. Memori episodik tak perlu rumit saat
anak baru mulai belajar bagaimana cara kerja dunia.
“Saya rasa
tujuan utama dua tahun pertama adalah memperoleh pengetahuan semantik
dan dari sudut pandang itu, memori episodik mungkin sebenarnya adalah
gangguan,” kata Newcombe.
Anak bisa mengingat
Menarik,
walau para peneliti telah mengemukakan kesimpulan di atas, ada penemuan
baru yang mencengangkan. Anak-anak ternyata dapat mengingat kenangan
dari usia 18 bulan, namun melupakannya antara usia empat dan tujuh.
Sebelumnya dianggap bahwa anak-anak di bawah usia empat tidak memiliki
kemampuan kognitif untuk mengenang masa-masa itu.
Peneliti di
Memorial University of Newfoundland di Kanada menemukan bahwa anak-anak
berumur empat bisa mengingat kenangan bayi. Carole Peterson, profesor
psikologi yang melakukan penelitian itu, mengatakan bahwa timnya
menemukan anak-anak yang sangat muda punya banyak kenangan bayi.
Peneliti
mendapati bahwa mereka yang berusia antara empat dan tujuh ketika
pertama kali diwawancarai tidak bisa mengingat kenangan awal mereka -
bahkan ketika diberi petunjuk yang spesifik.
Namun, sepertiga
anak-anak yang berusia antara 10 dan 13 tahun di awal penelitian
mengingat kembali kenangan yang sama pada kedua titik waktu.
Hasil
penelitian itu menunjukkan kenangan berumur panjang dan padat terbentuk
pada atau setelah usia 10 tahun, sebelum kenangan ini menjadi lebih
rentan dan memudar.
Satu penjelasan yang memungkinkan adalah,
anak-anak yang berusia sangat muda meng-encode memori mereka dengan cara
yang berbeda dibandingkan anak yang lebih tua, menurut Patricia Bauer
dari Emory University.
Otak manusia masih terus menyimpan misteri soal kompleksnya ciptaan Tuhan, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar