Kamis, 17 April 2014

Misteri Ras Manusia Berekor dan Suku Kanibal di Borneo

“Pada Minggu, 20 Juli 1879, saya memulai perjalanan dari Samarinda dengan dua perahu ke Tangaroeng [Tenggarong],” ungkap seorang lelaki muda di buku catatannya, “jaraknya sekitar 30 mil perjalanan lewat sungai.”

Lelaki itu adalah Carl Alfred Bock, naturalis dan pelancong kelahiran Kopenhagen, Denmark. Meskipun lahir di Denmark, Bock mengikuti kewarganegaraan orang tuanya, Norwegia. Dia pernah melakukan perjalanan ke pedalaman Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan selama enam bulan. Ketika itu usianya masih 30 tahun.


Quote:Carl Alfred Bock, Lelaki Norwegia Penjelajah Kalimantan 1879


Spoiler for Carl Alfred Bock:


Quote:Carl Alfred Bock, naturalis dan pelancong Norwegia kelahiran Kopenhagen, Denmark. Dia pernah melakukan perjalanan ke pedalaman Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan pada 1879. Sebelum berjejak di Kalimantan, dia telah menjelajah di pedalaman Sumatra pada 1878. Lukisan karya Hans Christian Olsen. (Wikimedia Commons/Tropenmuseum)


Misinya di Kalimantan merupakan titah dari Gubernur Jenderal Johan van Lansberge untuk melaporkan keberadaan suku-suku Dayak dan menghimpun spesimen sejarah alam untuk beberapa museum di Belanda.

Hasil penjelajahannya di Samarinda-Tenggarong-Banjarmasin dan pedalaman Kalimantan, Bock menulis buku berjudul The Head Hunters of Borneo yang terbit pada 1881, lengkap dengan 37 litografi dan ilustrasi.

Dalam bukunya yang sensasional itu dia berkisah tentang peradaban Dayak dan kanibalisme antar-suku.

“Bock memberi kita informasi yang padat tentang suku Dayak dari Kalimantan Selatan,”ungkap Alfred Russel Wallace, seorang naturalis dan penjelajah asal Inggris, beberapa bulan setelah buku itu terbit.

“Kesan umum dari deskripsinya yang didukung potret kehidupan menunjukkan adanya kesamaan nan indah antara semua suku di pulau besar ini, baik dalam karakteristik fisik dan mental,” demikian ungkap Wallace, “meskipun ada banyak spesialisasi dalam kebiasaan.”

Bock dalam catatannya telah berjumpa Dayak Long Wai, Dayak Long Wahou, Dayak Modang, Dayak Punan, “Orang Bukkit” dari Amontai, dan Dayak Tring.

Dia juga menuturkan upayanya dalam menyingkap kisah lama dari warga setempat tentang manusia berekor.

Seorang abdi kepercayaan dari Sultan Kutai A.M. Sulaiman bersaksi pernah menjumpai sosok itu dan menjulukinya dengan “Orang boentoet”.

“Saya berhasil menyelesaikan perjalanan ini, saya menjelajahi rute dari Tangaroeng ke Bandjermasin, sejauh 700 mil, melewati serangkaian bahaya dan kesukaran di suku Dayak,” ungkap Carl Bock.

Keingintahuan Carl Alfred Bock soal ‘rantai kerabat yang hilang’ itu nyaris membuat perseteruan dua kesultanan. Benarkah manusia berekor itu ada?

Quote:Pencarian Ras Manusia Berekor di Kalimantan

Sembari menikmati durian dalam jamuan makan malam di atas rakit, Carl Bock berbincang dengan Sultan Aji Muhammad Sulaiman dan kerabatnya tentang keberadaan ras manusia berekor. Konon, mereka menghuni permukiman Kesultanan Pasir dan tepian Sungai Teweh.

Percakapan itu membuat Bock berpikir tentang keberadaan “tautan kerabat yang hilang” yang disuarakan pendukung teori Darwin.


Spoiler for penampakan:


Tjiropon, seorang abdi kepercayaan Sultan, meyakinkan Bock di depan Sultan dan para Pangeran. Sang abdi itu beberapa tahun silam pernah menjumpai sosok manusia berekor di Pasir, dan menjulukinya dengan “Orang-boentoet”.

Sang abdi bahkan mampu melukiskan sosok manusia berekor dengan kata-kata. Kepala suku mereka, ujarnya, berpenampilan sangat luar biasa, berambut putih, dan bermata putih.

Mereka memiliki ekor sekitar lima hingga sepuluh sentimeter. Uniknya, mereka harus membuat lubang di lantai rumah untuk tempat ekor, sehingga mereka dapat duduk nyaman.

Sultan Kutai pun turut takjub dengan kisah abdinya. Dia pun memberangkatkan Tjiropon bersama sebuah surat yang memohon Sultan Pasir untuk mengirimkan sepasang manusia berekor.

Sejatinya Bock sedikit ragu soal mitos manusia berekor di pedalaman Kalimantan.

Namun demikian, dia setuju untuk tetap berupaya mencari “tautan kerabat yang hilang” itu.

Bahkan, dia pernah menjanjikan kepada Tjiropon uang sejumlah 500 gulden apabila berhasil membawa sepasang manusia langka itu.

Beberapa hari berlalu tanpa kabar. Bock melanjutkan perjalanan dari Tenggarong ke Banjarmasin. Ketika Bock berada di kota itu, Tjiropon menjumpainya.

Wajah sang abdi itu kecewa sambil berkata bahwa dia telah menyampaikan surat itu kepada Sultan Pasir, namun tidak mampu membawa ras manusia berekor pesanan Bock.

Tjiropon pun memberikan penjelasan yang berbelit-belit. Akhirnya, Residen Banjarmasin pun bersedia membantu Bock. Dia mengirim surat kepada Sultan Pasir yang isinya menanyakan sekali lagi soal keberadaan manusia berekor di wilayahnya.

Hampir sebulan berlalu, surat balasan dari Sultan Pasir sampai juga ke tangan Residen Banjarmasin. Tampaknya ada salah paham: “Orang-boentoet Sultan di Pasir” adalah sebutan para pengawal pribadi Sultan Pasir.

Pantaslah Sultan Pasir marah besar hingga mengancam perlawanan terhadap Sultan Kutai dan mengusir Tjiropon.

Akibatnya, menurut Bock, mereka mendirikan kubu pertahanan dan bersiap berperang melawan Kesultanan Kutai. “Jika Sultan Kutai menginginkan Orang-boentoet saya,” ujar Sultan Pasir, “Biarkan dia ambil sendiri.”

Spoiler for penampakan:


Meskipun demikian, Tjiropon tetap bersikukuh dengan pendiriannya bahwa manusia berekor itu nyata adanya. “Demi Allah saya pernah melihat Orang-bontoet beberapa waktu silam, dan berbicara kepada mereka , tetapi saya tidak bisa melihat mereka saat ini!” ungkapnya seperti yang dicatat Bock.

Carl Alfred Bock merupakan naturalis dan pelancong berkebangsaan Norwegia. Bock melakukan perjalanan ke pedalaman Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan pada 1879. Ketika itu usianya masih 30 tahun.

Misinya di Kalimantan merupakan titah dari Gubernur Jenderal Johan van Lansberge. Dia melaporkan kepada Gubernur tentang peradaban suku-suku Dayak. Tak hanya itu, dia juga menghimpun spesimen sejarah alam untuk beberapa museum di Belanda.

Dari penjelajahannya di Samarinda-Tenggarong-Banjarmasin dan pedalaman Kalimantan, Bock menulis buku berjudul Head Hunters of Borneo yang terbit pada 1881.

Kisah lucu dan sungguh-sungguh terjadi dari pedalaman Kalimantan ini ternyata menarik perhatian Alfred Russel Wallace. Sang penjelajah sohor asal Inggris itu mengungkapkan, “Satu-satunya episode lucu dalam buku ini adalah upaya sungguh-sungguh untuk menemukan kisah ‘manusia berekor’ yang kerap dibicarakan di Kalimantan.”


Spoiler for penampakan:


Apakah ras manusia berekor itu benar-benar ada di hutan Kalimantan? Entahlah. Bock tak pernah tertarik lagi menyelisik sosok misterius itu. Dia pun menyebut peristiwa pencarian ras manusia berekor di Kalimantan sebagai “kekeliruan yang menggelikan”.

Quote:Carl Bock Berjumpa dengan Suku Dayak Pemakan Manusia!

“Perjalanan dari Kotta Bangoen ke permukiman Tring memakan waktu empat hari,” ungkap Carl Alfred Bock. Dia berharap di Moeara Pahou dapat menjumpai suku Dayak Tring, cabang keluarga suku Bahou. Lantaran sampai tiga hari tak berjumpa seorang pun, dia berencana memasuki kampung mereka.

“Namun, Sultan dan pengikutnya berkata bahwa perjalanan menuju ke sana sangat tidak aman,” ungkap Bock. “Suku itu kanibal, dibenci, juga ditakuti oleh tetangga suku mereka.” Sultan Aji Muhammad Sulaiman khawatir, suku Dayak akan menduga bahwa rombongannya bersiap menyerang mereka.

“Saya harus melihat mereka karena mendengar kisah bahwa mereka keji dan kanibal. Pemerintah kolonial berharap saya dapat memberikan laporan tentang kebiadaban itu,” pinta Bock. “Dan, saya pasti disalahkan kalau tidak menyaksikan mereka.”

Spoiler for Penampakan:


Akhirnya Sultan meluluskan permintaan Bock dengan mengirimkan sebuah perahu dengan seseorang yang akan meminta suku Dayak Tring untuk menampakkan diri.

Namun, seminggu berlalu tidak ada kabar. Anehnya lagi, perahu itu tak kunjung kembali.

“Apakah mereka telah terbunuh dam dimakan?” demikian keresahan Bock. Sultan turut gusar. Kemudian dia mengirimkan perahu besar yang dipimpin seorang Kapitan Bugis.

Mujurnya, tiga hari kemudian perahu kembali bersama sekitar 40-an warga Dayak Tring, termasuk empat perempuan.

“Seorang pendeta perempuan mempersilakan saya untuk mengambil gambar sosoknya,” ungkap Bock.


Spoiler for penampakan:
Quote:Pendeta perempuan dari Dayak Tring yang menunjukkan rajah di sekujur pahanya. Telinganya memanjang karena berbandul logam. Litografi ini berdasar karya lukis Carl Bock antara 1879-1880. Perempuan ini berkata kepada Bock bahwa selain telapak tangan, otak dan daging lutut merupakan hidangan terlezat bagi sukunya. (Wikimedia Commons/Tropenmuseum)


“Hal yang paling menakjubkan adalah lubang telinganya panjang berbandul cincin logam. Selanjutnya, ketiadaan alis.” Perempuan itu mengizinkan Bock untuk mengamati secara detail bagian tubuhnya. “Kembangan tato di bagian paha juga menjadi hal yang menarik,” ungkapnya.

“Rambut mereka yang pendek menjadi pembeda dengan para perempuan suku-suku lainnya; dan warna kulit mereka yang lebih cerah ketimbang suku-suka Dayak lainnya, kecuali orang-orang Punan.”

Sambil mengulurkan kedua tangannya, pendeta perempuan tadi berkata kepada Bock bahwa telapak tangan merupakan bagian terbaik untuk dimakan.

Dia juga menunjuk lutut dan dahi, sambil berkata dengan bahasa Melayu “bai, bai” (baik) demikian menurut Bock. “Menunjukkan bahwa otak dan daging lutut merupakan hidangan lezat bagi sukunya.”

Kemudian seorang kepala suku Dayak kanibal menyambangi tempat menginap Bock. Namanya, Sibau Mobang. Dia datang bersama pendampingnya—seorang perempuan dan dua lelaki.

“Saat dia memasuki rumah panggung saya,” demikian tulis Bock. “Dia berdiri beberapa saat, tanpa bergerak atau pun berkata, memandangi saya dengan tatapan dalam sementara saya sedang berpura-pura tidak mengamatinya. Lalu, dia duduk dengan pelan sekitar dua meter dari kaki saya.”

Tampaknya Sibau berusia sekitar 50-an tahun, demikian menurut Bock, ompong dan kempot, kulitnya coklat kekuningan, dan agaknya sakit-sakitan.

Sejumput rambut kaku menghias kumis dan dagunya. Kupingnya menjuntai dan ditindik dengan lubang besar. Semua penampilan lelaki itu kian menambah kesan angker tentang dirinya.

“Matanya mengekspresikan tatapan mata binatang buas,” ungkap Bock yang mencoba melukiskan sosok lelaki itu, “dan di sekitar matanya tampak garis-garis gelap, seperti bayang-bayang kejahatan.”

Namun, “lengan kanannya, yang berhias gelang logam, kondisinya lumpuh,” ungkap Bock.

“Untuk alasan itulah dia menempatkan senjata mandaunya di sisi kanan, dan selama beberapa tahun telah banyak korban dijatuhkan oleh bedebah yang haus darah ini dengan tebasan tangan kirinya.”

Sibau berkata kepada Bock bahwa sukunya tidak makan orang setiap hari. Mereka makan daging dari berbagai satwa, nasi, dan buah-buahan liar. Namun, ujar sang kepala suku, sudah setahun ini mereka tidak makan nasi karena kegagalan panen.

Bock yang saat itu tengah melukis Sibau, kemudian buru-buru menyajikan seketel nasi yang baru saja masak kepada mereka. Lalu, dengan taburan garam, mereka menyantap nasi pulen itu.

Sebagai kenang-kenangan, Bock memberikan bingkisan berupa uang dua dolar tiap orang yang telah dilukisnya.

Selain itu rombongan Dayak kanibal mendapat sepikul beras, untaian tasbih manik-manik, kain blacu yang panjangnya sekitar 22 meter untuk dibagi bersama.

Sementara, Kepala Suku Sibau memberikan kenang-kenangan yang membuat merinding bagi penerimanya.

Bock mendapatkan dua tengkorak—lelaki dan perempuan tanpa rahang bawah—trofi dari pesiar berburu kepala. Semuanya dibungkus daun pisang.

Carl Alfred Bock merupakan naturalis dan pelancong berkebangsaan Norwegia.

Bock melakukan perjalanan ke pedalaman Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan pada 1879. Ketika itu usianya masih 30 tahun.

Kisah penjelajahannya dibukukan dalam The Head Hunters of Borneo yang terbit pada 1881.

Buku itu berhias 37 litografi dan ilustrasi, umumnya tentang orang dan budaya Dayak. Sibau juga memberikan kepada Bock sebuah perisai kayu yang dicat dengan pola warna semarak.



“Perisai itu dipercaya sebagai harta istimewa,” ungkap Bock, “berhiaskan helai-helai rambut yang diambil dari korban manusia.” SUMBER 

Rabu, 16 April 2014

9 Angkatan Udara Terkuat di Dunia

1. Japan Air Self-Defense Force (Jepang)

Divisi penerbangan dari Militer Jepang atau yang dikenal dengan Japan Self-Defense Force, JASDF merupakan salah satu kekuatan utama Jepang, yang dibentuk berdasarkan kebijakan pertahanan Jepang. Setelah Perang Dunia Kedua, JASDF didirikan pada tahun 1954, sebaga divisi gabungan dari Imperial Japanese Army Air Service and Imperial Japanese Navy Air Service. Dilengkapi dengan system radar ultramodern dan patrol tempur udara, JASDF lebih dikenal karena pasukan serangnya.

2. Royal Australian Air Force (Australia)

Terbilang cukup kecil namun mematikan, RAAF didirikan pada tanggal 31 Maret 1921, dan hingga saat ini RAAF telah berperan besar dalam sejumlah konflik pada abad ke-20. Terdiri dari satuan pesawat tempur dengan tekonologi canggih, RAAF dikenal karena mengimplementasikan efek udara kinetik dan non-kinetik.

3. Russian Air Force (Rusia)

Karakteristik angkatan udara Rusia belum dapat ditentukan. Dengan doktrin yang sangat efektif dan mekanisasi pertahanan, angkatan udara Rusia memiliki kemampuan untuk bermanuver dalam berbagai medan. Unggul karena mampu mengimplementasikan strategi dengan teknologi yang tak lazim, angkatan udara ini didirikan setelah perpecahan Uni Soviet pada tahun 1991-1992.

4. Indian Air Force (India)

Dianggap sebagai salah satu angkatan udara dengan perlengkapan terbaik di dunia yang juga memiliki standar professional, IAF didirikan pada tanggal 8 Oktober 1932, dan sejak didirikan IAF telah menjadi sorotan media karena ekspansi dan modernisasi yang dilakukannya. IAF juga merupakan angkatan udara ke-4 terbesar di dunia dengan 170.000 personel dan 1.500 pesawat.

5. United States Air Force (Amerika)

Penguasa teknologi udara serta konsep-konsep yang diambil dari perfilman Hollywood, USAF didirikan pada tanggal 11 September 1947 dengan motto ‘Tidak Ada yang Mendekat’ (No One Comes Close). Dengan keunggulan di udara, luar angkasa dan dunia maya, angkatan udara Amerika memiliki jumlah pesawat tempur terbanyak di dunia yang hampir sama dengan gabungan jumlah pesawat tempur di luar Amerika.

6. People’s Liberation Army Air Force (Cina)

Dengan daftar lebih dari 330.000 anggota dan lebih dari 2.500 pesawat, PLAAF merupakan kekuatan udara terbesar di Asia dan dikenal karena memiliki sejumlah pesawat tempur independen mematikan. Didirikan secara resmi pada tanggal 11 November 1949, angkatan udara Cina memiliki keunggulan kualitatif dengan pendekatan mematikan dalam arena serangan udara.

7. Israeli Air Force (Israel)

Jangan mencari masalah dengan Israel. ‘Leluhur’ dari pertempuran dengan acuan pertahanan ini merupakan angkatan udara paling mematikan yang terdiri dari pilot-pilot mematikan dengan sumber daya tak terbatas. Lihatlah sejarah mereka dan anda akan menemukan fakta bagaimana angkatan udara Israel ini telah berulang kali menunjukkan keunggulannya untuk menyingkirkan lawan.

8. Luftwaffe (Jerman)

Salah satu angkatan udara paling ofensif yang memiliki pilot-pilot handal, Luftwaffe didirikan pada tahun 1935, setelah melanggar Perjanjian Versailles. Selama Perang Dunia Kedua, Luftwaffe merajai langit Eropa dan mengalahkan musuh-musuhnya dengan segala kemajuan yang dimilikinya. Sebagian besar pilot Luftwaffe menempuh latihan di Amerika Serikat atau Kanada. Pusat latihan taktik angkatan udara ini terletak di Holloman Air Force Base di New Mexico dan Canadian Forces Air Command di Goose Bay.

9. Royal Air Force (Inggris)

Kekuatan utama dari angkatan bersenjata Inggris dan penentu utama dari konflik-konflik terbesar dunia, RAF merupakan angkatan udara tertua di dunia yang terkenal karena pemboman strategis-nya. RAF didirikan saat Perang Dunia Pertama, pada tanggal 1 April 1918 atas hasil penggabungan dari Royal Naval Air Services dan Royal Flying Corps.

SUMBER

Bahaya-bahaya yang mengancam didalam pesawat

Sudah Tahu Bahaya-Bahaya Apa Saja Yang Mengancam Kita Saat Berada Dalam Pesawat?

Tanggal 13 April 2014 kemarin TS membaca sebuah berita yang cukup memprihatinkan, yakni seorang balita yang meninggal di dalam pesawat Lion Air. Diduga balita ini meninggal akibat hipoksia atau kekurangan oksigen.

Spoiler for Berita Lengkapnya:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Seorang balita laki-laki berusia sekitar satu tahun meninggal dalam perjalanan di penerbangan pesawat Lion Air JT-350 rute Jakarta - Padang. Balita tersebut diduga meninggal akibat kesulitan bernapas dan kekurangan oksigen.

Seorang penumpang Lion Air JT-350, Renault Rinaldi mengatakan balita dan ibunya itu duduk persis di sampingnya. Seorang dokter yang kebetulan berada dalam satu pesawat sempat berusaha memberikan pertolongan.

"Orang tua si bayi sepertinya tidak tahu bahwa anaknya kekurangan oksigen. Dokter itu akhirnya menyatakan anak itu tidak bisa ditolong lagi," ujar Renault kepada ROL, Ahad (13/4).

Menurut Renault, balita tersebut meninggal sekitar pukul 09.00 WIB. Pesawat Lion Air tersebut take off dari Bandara Soekarno - Hatta, Cengkareng pada pukul 08.10 WIB dan membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam menuju Padang.

SUMBER



Tentu diantara kita sudah banyak yang tahu beberapa bahaya yang bisa membahayakan jiwa kita saat berada dalam pesawat. diantaranya seperti bahaya memainkan handphone yang bisa mengacaukan transmisi sinyal saat dalam pesawat. Dan juga seperti thread agan satu ini tentang Bahaya Menggunakan Handphone dan Alat Elektronik dlm Pesawat Terbang.

Nah,kali ini TS mau share mengenai salah satu efek naik pesawat yang tidak kalah bahayanya, yaitu hipoksia yang erat kaitannya dengan aerofisiologi.


Quote:Apa itu aerofisiologi?


Aerofisiologi adalah ilmu tentang kesehatan tubuh ketika berada dalam penerbangan atau dalam misi penjelajahan ruang angkasa.
Faktor-faktor ketinggian yang mempengaruhi faal tubuh manusia adalah menurun- nya tekanan udara, tekanan parsiil oksigen, suhu udara dan gaya berat dan lain-lain. Di samping itu manouvre penerbangan dapat mengganggu faal tubuh seperti faal sistem kardio-vaskuler, sistem pernapasan, penglihatan, keseimbangan, pendengaran dan lain- lain.

Karena itu mempelajari aspek aerofisiologi dalam penerbangan adalah penting agar kita dapat mencegah dan mengatasi pengaruh buruk penerbangan. Dengan demikian kita dapat memanfaatkan udara bagi penerbangan dengan selamat, nyaman, aman dan cepat.


Quote:Apa saja sih pengaruh pesawat dan ketinggiannya terhadap tubuh manusia?


Ada empat perubahan sifat atmosfer pada ketinggian yang dapat merugikan faal tubuh khususnya dan kesehatan pada umumnya, yaitu :
1. Perubahan atau mengecilnya tekanan parsiil oksigen diudara.
Hal ini dapat mengganggu faal tubuh dan menyebabkan hipoksia.

2. Perubahan atau mengecilnya tekanan atmosfer.
Hal ini dapat menyebabkan sindrom dysbarism akibat perubahan tekanan udara dalam pesawat.

3. Berubahnya suhu atmosfer.
Meningkatnya radiasi, baik dari matahari (solar radiation)maupun dari kosmos lain (cosmic radiation).

Dari keempat perubahan ini yang akan dibahas adalah masalah hipoksia (masalah dysbarism akan dibahas di Thread lain, nani kepanjangan gan).
.


Quote:Apa itu hipoksia?


Hipoksia adalah keadaan tubuh kekurangan oksigen untuk menjamin keperluan hidupnya. Dengan menipisnya udara pada ketinggian, maka tekanan parsiil oksigen dalam udara menurun atau mengecil. Mengecilnya tekanan parsiil oksigen dalam udara pernapasan akan berakibat terjadinya hipoksia. Sifat-sifat hipoksia :

Tidak terasa datangnya, sehingga orang awam tidak tahu bahwa bahaya hipoksia ini telah menyerangnya.

Tidak memberikan rasa sakit pada seseorang, bahkan sering memberikan rasa gembira (euphoria) pada permulaan serangan- nya, kemudian timbul gejala-gejala lain yang lebih berat sampai pingsan dan bila dibiarkan dapat menyebabkan kematian.


Quote:Apa saja jenis hipoksia yang dapat dialami saat di pesawat?


Macam hipoksia Menurut sebabnya hipoksia ini dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

1. Hypoxic-Hypoxia
yaitu hipoksia yang terjadi karena me- nurunnya tekanan parsiil oksigen dalam paru-paru atau karena terlalu tebalnya dinding paru-paru. Hypoxic-Hypoxia inilah yang sering dijumpai pada penerbangan, karena seperti makin tinggi terbang makin rendah tekanan barometernya sehingga tekanan parsiil oksigennyapun akan makin kecil.

2. Anaemic-Hypoxia
yaitu hipoksia yang disebabkan karena berkurangnya hemoglobin dalam darah baik kanena jumlah da- rahnya sendiri yang kurang (perdarahan) maupun karena kadar Hb dalam darah menurun (anemia).

3. Stagnant-Hypoxia
yaitu hipoksia yang terjadi karena adanya bendungan sistem peredaran darah sehingga aliran darah tidak lancar, maka jumlah oksigen yang diangkut dari paru-paru me- nuju sel persatuan waktu menjadi kurang. Stagnant hipoksia ini sering terjadi pada penderita penyakit jantung.

4. Histotoxic-Hypoxia
yaitu hipoksia yang terjadi karena ada- nya bahan racun dalam tubuh sehingga mengganggu kelancaran pemapasan dalam.


Quote:Seperti apa gejala-gejala yang muncul saat hipoksia muncul?


Gejala yang timbul pada hipoksia sangat individual, sedang berat ringannya gejala tergantung pada lamanya berada di daerah itu, cepatnya mencapai ketinggian tersebut, kondisi badan orang yang menderitanya dan lain sebagainya. Gejala-gejala ini dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu :

1. Gejala-gejala Obyektif, meliputi :
- Air hunger, yaitu rasa ingin menarik napas panjang terus- menerus
- Frekuensi nadi dan pernapasan naik
- Gangguan pada cara berpikir dan berkonsentrasi
- Gangguan dalam melakukan gerakan koordinatif misalnya memasukkan paku ke dalam lubang yang sempit
- Cyanosis, yaitu warna kulit, kuku dan bibir menjadi biru
- Lemas,kejang, sampai pingsan

2. Gejala-gejala Subyektif, meliputi :
- Rasa malas dan ngantuk yang datang mendadak
- Euphoria yaitu rasa gembira tanpa sebab dan kadang-ka- dang timbul rasa sok jagoan. Rasa ini yang harus mendapat per- hatian yang besar pada awak pesawat, karena euphoria ini banyak membawa korban akibat tidak adanya keseimbangan lagi antara kemampuan yang mulai mundur dan kemauan yang meningkat.


Quote:Oke,kita sudah tahu nih tentang hipoksia. Trus cara mencegah dan mengatasinya bagaimana?


Pengobatan hipoksia yang paling baik adalah pemberian oksigen secepat mungkin sebelum terlambat (ada kok dalam setiap pesawat), karena bila terlambat dapat mengakibatkan kelainan (cacat) sampai ke kematian.
Pada penerbangan bila terjadi hipoksia harus segera menggunakan masker oksigen atau segera turun pada ketinggian yang aman yaitu di bawah 10,000 kaki.

Pencegahan hipoksia Pencegahan hipoksia dapat dilakukan dengan beberapa cara mulai dari penggunaan oksigen yang sesuai dengan ketinggian tempat kita berada, pernapasan dengan tekanan dan penggunaan pressure suit, pengawasan yang baik terhadap persediaan oksigen pada penerbangan, pengukuran pressurized cabin, mengikuti ketentuan-ketentuan dalam penerbangan dan sebagainya.
Cara lain untuk pencegahan yaitu latihan mengenal datangnya bahaya hipoksia agar dapat selalu siap menghadapi bahaya tersebut.
 SUMBER 

Filosofi Warna Sabuk Pada Taekwondo




Taekwondo

Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do atau Taekwon-Do) adalah seni bela diri asal Korea yang juga sebagai olahraga nasional Korea. Ini adalah salah satu seni bela diri populer di dunia yang dipertandingkan di Olimpiade.

Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.

Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).




Quote:

Tiga Materi Dalam Latihan

Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.

Kyokpa atau teknik pemecahan adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan terkadang menggunakan benda yang lembut seperti kertas. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.

Kyorugi atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan kaki.




Quote:
Filosofi sabuk pada Taekwondo






Putih melambangkan kesucian
awal/dasar dari semua warna, permulaan. Di sini para taekwondoin mempelajari jurus dasar (gibon) 1





Kuning melambangkan bumi
disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.Mempelajari gibon 2 dan 3. Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dahulu.





Hijau melambangkan hijaunya pepohonan
pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 2). Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dahulu.





Biru melambangkan birunya langit
yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 4). Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dahulu.





Merah melambangkan matahari
artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 6). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu. Maksud dari matahari adalah tingkaran di mana seorang sabuk merah memberi kehangatan atau dalam arti denotasi mulai memberi ilmu atau bimbingan.





Hitam melambangkan akhir
kedalaman, kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan. Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 9. Juga melambangkan alam semesta.